Taste of Rain


Hujan baru saja reda. Menyisakan segala ruang yang telah dibawanya. Beberapa orang tengah sibuk melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti karenanya. Beberapa orang lainnya masih duduk manis memandangi langit dan berharap akan ada yang muncul setelah kepergiannya.

Pernahkan kamu mengingati sesuatu tentang hujan? Tentang apa saja yang telah ia terjang sampai ia memutuskan untuk jatuh lalu membasahi segala ruang yang ada. Tentang apa saja yang telah ia lakukan hingga mampu untuk menahan seseorang untuk tetap berada di sudut ingatan yang sama. Tentang rasa yang ia simpan dalam-dalam agar tidak ada orang lain yang dapat mengambilnya.

Hujan itu manis. Beberapa orang terjebak bersama dalam hujan hingga akhirnya dapat kembali berbicara setelah sekian lama tidak saling menyapa. Beberapa orang sedang berjalan di bawah payung yang sama sambil membicarakan tentang ranting yang berubah warnanya karena hujan membasahinya. Beberapa orang berlarian mecari tempat teduh karena tak menyangka bahwa hujan akan datang. Beberapa orang lainnya sedang duduk manis menyeruput kopi yang ada di tangannya sambil tersenyum mengingat kenangan yang telah lama ditinggalkan.

Hujan itu pahit. Secara tidak sadar kembali teringat pada kisah sebentar yang bahkan tidak ingin ditengok kembali. Kisah yang ingin sekali dilupakan namun terus saja lalu-lalang tanpa arah. Kisah mendalam yang pada akhirnya mampu untuk membuat seseorang berdiam diri tanpa bepergian kemana-mana. Kisah yang disemogakan tidak tumbuh lagi dan lagi menjadi sebuah bisikan yang selalu muncul di setiap sore yang sunyi.

Sore tadi hujan berkunjung. Hujan selalu memiliki caranya sendiri. Diam-diam. Dalam-dalam. Hujan juga tak pernah datang sendiri. Dengan pesan atau ingatan. Ucapan atau harapan. Namun hujan akan selalu sama. Disini. Datang lalu pergi. Namun tau bagaimana caranya untuk kembali.

    No comments:

    Post a Comment

    Instagram